Sahabat karib RD. Evensius Dewantoro Boli Daton yang akrab disapa Romo Venus, yaitu Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) sekaligus Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, yang diundang khusus dalam perayaan 25 Tahun Imamat Romo Venus, turut merasakan agungnya perayaan syukur itu.
Ratu Ida Penglingsir, demikian biasa disapa, telah hadir sejak perayaan dimulai. Beliau juga diberi kesempatan menyampaikan sambutan sesudah Sang Yubilaris.
Rm. Venus bersama Ketua FKUB sekaligus Ketua MDA Bali, Ida Penglingsir Agung Sukahet (kanan)
“Bersyukur dan selamat kepada saudara saya terkasih yang telah melalui 25 tahun hidup sebagai imam Katolik, sebagai pelayan Yesus Kristus, pelayan Gereja, pelayan umat Katolik dan pelayan seluruh umat beragama di Bali,” katanya.
Menurut Ratu Ida Penglingsir, sebagai seorang Majelis Agama dalam kepengurusan FKUB Provinsi Bali yang sangat aktif, Romo Venus bukan hanya melayani dan menjadi milik umat Katolik, tetapi milik seluruh umat beragama di Bali.
Sebagaimana diketahui, Romo Venus dalam keaktifannya bersama pengurus FKUB Provinsi Bali lainnya, dalam kunjungan-kunjungan baik lokal maupun tingkat nasional pasti menyuarakan aspirasi umat beragama di Bali.
Romo Venus, lanjut Ratu Ida Penglingsir, telah dikenalnya cukup lama di kepengurusan FKUB Provinsi Bali, yang mana beliau sebagai ketuanya saat ini. Menurut Ratu Ida Penglingsir, Romo Venus adalah seorang pribadi yang tulus, iklas, jujur, lembut dan penuh keceriaan dalam pelayanan.
“Belum pernah Romo Venus mengeluh karena pelayanannya. Saya seorang Hindu Bali Tulen. Malam ini saya sangat bahagia, hadir di Gereja ini. Saya senang dan mengikuti dengan hikmat misa yang sangat mulia dan sangat luhur ini. Ajaran-ajaran Tuhan Yesus yang kita dengar sungguh menuntun kita semua,” katanya.
Ratu Ida Penglingsir mengharapkan Romo Venus selalu diberi kesehatan dan umur yang panjang. Bagi Ratu Ida Penglingsir, 25 tahun memang bukanlah waktu yang pendek, tetapi juga masih sangat jauh dari panjang.
“Saya berdoa semoga Tuhan Yesus Kristus memberikan Romo Venus umur panjang, sehat walafiat dan tetap bahagia,” ungkapnya. Doa yang sama juga dipanjatkan bagi Pastor Rekan Romo Venus di Paroki FX. Kuta, RD. Antonius Gede Ekadana Putra, yang merayakan HUT Kelahiran ke 28 di hari yang sama.\nMgr. San: Bersahaja dan Tenang\nSementara itu, Bapak Uskup Denpasar, Mgr. Silvester San, dalam kesempatan itu juga mengungkan rasa syukur atas 25 tahun rahamat imamat dari Romo Venus. Bahkan dalam pengantar misa Bapak Uskup menguti Pemazmur, “Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik dan kekal abadi kasih setiaNya.” Uskup Denpasar Mgr. DR. Silvester San
Menurut Bapak Uskup, melalui moto tahbisannya, “Tuhan Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa Aku mengasihi Engkau (Yoh. 21:17)” Romo Venus telah menghayati moto imamatnya dengan taat dan setia kepada Tuhan yang telah mengasihinya melalui pelayanannya kepada umat di manapun ditempatkan, termasuk aktif dalam karya pastoral di Keuskupan maupun di tengah masyarakat melalui keterlibatan aktif di FKUB.
Bagi Bapak Uskup Romo Venus adalah seorang pribadi yang bersahaja dan tenang. “Saking tenangnya,antar marah dan tidak marah kita tidak tahu,” kata Bapak Uskup yang disambut dengan tertawa bahagia oleh umat dan undangan.
“Profiasiat dan selamat berbahagia sekaligus apresiasi yang tinggi kepada Romo Venus dan seluruh keluarga yang telah menyerahkan putra terbaiknya kepada Gereja,” ungkap Bapak Uskup.
Selain berterima kasih juga kepada semua pihak, secara khusus Bapak Uskup juga berterima kasih dan aprsesiasi yang tinggi kepada Bapak Ketua FKUB sekaligus Ketua MDA Provinsis Bali Ida Penglingsir Agung Sukahet atas kehadiran dan juga memberikan kesaksian tentang Romo Venus melalui sambutannya.
Ketua FKUB (kedua dari kananpaling depan) ikut kyusuk dalam misa 25 Tahun Imamat Rm. Venus “Kehadiran Bapak memberi bukti betapa toleransi, kerukunan dan hidup berdampingan dengan yang lain sangat baik di Bali ini. Gereja Katolik selalu berjuang untuk sama-sama menciptakan keharmonisan dan kerukunan dalam semangat 100% Katolik dan 100% Indonesia. Menurut saya, Hindu di Bali pun demikian, 100% Hindu dan 100% Indonesia,” pungkas Mgr. San.